Sunday, December 27, 2009

Pengharapan Natal : Hopeful not Hopeless...

Ada salah satu tradisi unik lagi saat natal, yaitu menggantungkan beberapa buah kaus kaki warna-warni di dekat tungku perapian, tujuan utamanya adalah saat keesokan harinya di dalam kaus kaki itu ada hadian atau kejutan lainnya dari sinterklas.

Unik juga, yah, kalo dipikir, butuh segede apa tuh kaus kaki kalo kita mengharapkan hadiannya televisi 100 inch atau kulkas 10 pintu..hehehhhehee...

Tradisi itu bukan untuk menggambarkan kalo mau hadiah harus punya kaus kaki yang super duper gede dan digantung di sisi perapian, tetapi itu menggambarkan sebuah pengharapan yang digantungkan. Sebuah harapan yang ingin didapatkan untuk hari esok, dan sebuah kejutan untuk mengisi bahkan mewujudkan harapan itu.

Berbicara tentang harapan dan pengharapan, aku yakin pasti setiap kita punya sebuah bahkan lebih harapan yang telah lama diharapkan, atau baru akhir-akhir terpikirkan, apalagi masih dalam suasana natal, ditambah tahun baru ini, pastinya ada sejuta bahkan semilyar harapan yang dimiliki oleh seseorang, apapun itu, siapapun itu.

Friends, apa yang akan kalian lakukan, seandainya tak satupun dari sejuta bahkan semilyar harapan itu terwujud menjadi kenyataan di natal kali ini, tidak ada kemeriahan natal yang diharapkan, tidak ada momen untuk pulang ke rumah bertemu dengan orang tua melepas rindu, tidak ada keceriaan natal di dalam rumah, tidak ada ucapan dan hadiah natal yang kita terima, dan bahkan kita merasa natal tahun ini adalah natal yang terburuk sepanjang hidup kita, nggak usah ngomongin harapan deh, yang ada malah masalah yang selalu datang dan tidak pernah berhenti, sampai-sampai kita bilang “ I Hate This Christmas !!!”

Akankah kalian merobek-robek kaus kaki yang telah tergantung itu dan membakarnya hingga habis, atau kalian akan tetap membiarkannya tergantung manis di sana dengan terus meletakan tangan di dada dengan penuh harap ?

Harapan yang tak terwujud memang pahit, tetapi lebih pahit lagi adalah saat kita tidak memiliki pengharapan sedikitpun. Harapan bukannya tidak terwujud, tetapi belum terwujud. Kalo kita ngomong tentang harapan bukan hanya melihat sesuatu yang baik saja, tetapi melihat sebuah proses, yang kadang dimulai dengan terpaan yang sangat menyakitkan, sampai-sampai kita berteriak ‘STOP !!”, tetapi bukan pengharapan namanya kalo hanya berhenti di situ, karena dimulai saat itulah, saat kita membiasakan dan menguatkan diri untuk tidak berkata “Stop !!” kita sedikit demi sedikit namun pasti mendapatkan dan meningkatkan kekuatan kita, sehingga kita bisa bertahan dalam rasa sakit itu. Ada yang namanya ketekunan dan tahan uji, dan saat kita udah naik kelas ke level tahan uji itulah, cahaya pengharapan yang awalnya tidak terlihat sama sekali mulai terlihat sedikit demi sedikit. Dan yang aku tau yang namanya pengharapan dalam Tuhan itu tidak mengecewakan ( terjemahan inggrisnya, Not ashamed = tidak mempermalukan).

Memang tidak mudah untuk memiliki pengharapan, tetapi tidak sesusah sama sekali tidak memiliki pengharapan, artinya manusia hidup harus selalu memiliki pengharapan, karena tanpa pengharapan hidup tiada berarti, dan tanpa ada yang berharap akan kedatangan Sang Mesias, Bayi di palungan itu tidak akan menjadi sebuah keajaiban.

Harapan ada sebelum hari esok dan takkan pernah berakhir setelah hari ini berlalu, karena yang namanya pengharapan akan selalu ada, sampai saatnya Tuhan memperbaharui pengharapan kita.

Apapun yang kamu harapkan di natal ini, tidak ada kata terlambat dan menyesal untuk harapan itu, nyalakan sebuah lilin, redupkan lampu kamarmu, dan di tengah cahaya lilin itu, naikanlah permohonan dan harapanmu kepada Bapa di surga melalui sebuah doa yang sederhana, saat kita tau begitu inginnya Tuhan mewujudkan harapan kamu sebagai bukti kasihNya kepadamu, saat itulah kita akan menjadi orang yang paling berpengharapan melebihi apapun.

Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:5)

And hope maketh not ashamed; because the love of God is shed abroad in our hearts by the Holy Ghost which is given unto us. (Rome 5:5)

Ditulis oleh KSW

No comments: