Monday, December 14, 2009

Surrender or Give Up ?

Hidup semakin sulit ? Ya, benar sekali. Hidup ini semakin sulit karena zaman semakin kacau dan tantangan semakin berat. Persaingan antara manusia nampaknya semakin tajam. Besi menajamkan besi dan manusia menajamkan sesamanya. Sikap individualistis mencuat perlahan-lahan dari tidurnya dan siap menerkam manusia yang katanya adalah 'makhluk sosial' itu. Harga-harga semakin 'mencekik' leher. Persoalan hidup seakan tiada habisnya. Terbayang akan cita-cita dan harapan semasa kecil yang kini hanyalah sebatas angan-angan belaka. Kenyataan bahwa hidup ini begitu getir dan pahit untuk dijalani membuat kita berhenti berharap & berusaha yang terbaik.

Beberapa dari kita berusaha mencari jalan keluar dengan clubbing dan makan obat penenang. Dampaknya memang terasa namun sayangnya hanya sepanjang clubbing & obat penenang itu bereaksi. Setelah itu ? Selamat datang kembali ke dunia nyata. Ada beberapa dari kita yang nampaknya sudah begitu kecewa dengan kehidupan ini sehingga menemukan suatu jalan 'keluar' yang nampaknya bisa membawa-keluar mereka dari kehidupan yg penuh masalah ini: Bunuh diri kemudian mati. Ya, ini cara paling singkat & cepat untuk membawa kita keluar dari kehidupan yang pahit ini, namun sayang mereka lupa dampak yang ditinggalkan pada orang-orang sekitar mereka dan pada life-after-death (kehidupan setelah kematian).

Beberapa dari kita yang mengaku percaya pada Tuhan, malah cenderung untuk berserah pada Tuhan dengan mudahnya. Berlindung dibalik apa yang dinamakan takdir dan mengatasnamakan itu semua adalah 'rencana Tuhan'. Suatu skeptis yang terlalu berlebihan memandang segala persoalan ini HARUS Tuhan selesaikan tanpa melibatkan kehadiran manusia itu sendiri. Padahal manusia itu dianugerahi akal budi, hikmat dan pikiran untuk mengolah hidupnya, bumi & isinya ini sebagai bentuk pertanggungjawaban pada Tuhan yang mempercayakan ini semua pada manusia. Dengan demikian manusia adalah makhluk yang memiliki derajat dan martabat tertinggi dibanding hewan, tumbuhan dan sekitarnya.

Terlalu percaya pada Tuhan tanpa melakukan yang terbaik dari apa yang dapat kita lakukan bisa digolongkan sebagai perbuatan yang tak beriman. Mengapa ? Karena iman tanpa perbuatan/usaha adalah kosong alias nol besar. Pola pikir seperti ini yang mendidik manusia berTuhan sebagai orang-orang yang mudah menyerah pada Tuhan (give up) sementara ia sendiri tidak mengeluarkan potensi & daya terbaik yang ada pada dirinya. Terlalu malas & terlalu bergantung pada Tuhan. Ini yang saya sebut sebagai 'give up'. Saya pikir Tuhan menginginkan setiap umatnya untuk melakukan yang terbaik dari apa yang dapat ia lakukan, bukan menjadi yang terbaik --karena tidak semua orang dapat menjadi yang terbaik : yang terbaik itu biasanya hanya 1 orang yang paling baik. Tidak ada ukuran untuk setengah-setengah (50-50), hanya ada pilihan : dengan sepenuh hati atau tidak sepenuh hati.

Namun demikian, manusia tetaplah manusia. Sekeras-kerasnya & sebaik-baiknya manusia berusaha, terkadang ia terbentur oleh suatu kenyataan bahwa Ia terbatas. Ia hanya debu & tanah yang diberi nafas kehidupan oleh sang ilahi. Ada hal-hal yang tidak dapat dilawan, diterka & didikte oleh manusia itu sendiri, karena ia bukan Tuhan. Pada titik ini, kita mau tidak mau, suka tidak suka harus menyerahkan segala yang kita pegang, apa yang kita harapkan, kita inginkan, segala ketakutan & kekhawatiran kita ke dalam satu tangan Pribadi yang kita sebut sebagai Tuhan. Inilah yang saya sebut sebagai surrender, menyerah namun telah berusaha semaksimal mungkin dengan menggunakan akal budi dan pikirannya dengan penuh tanggungjawab. Ini menjadikan manusia sebagai makhluk yang beriman & berTuhan.

Menutup kemalasan & kepasrahan kita dengan tameng agama nampaknya begitu mudah, dan dengan demikian kita menjadi manusia yang begitu 'mengampangkan' Tuhan & meng-kambinghitam-kan takdir. Berdoa memang perlu, namun jangan lupa untuk bekerja dengan giat sebagai bentuk pertanggungjawaban kita terhadap doa tersebut. Ikan yang hidup melawan arus, bukan mengikuti arus. Hanya ikan yang mati yang tidak bisa berusaha & melawan arus, tentunya atas penyertaan & kekuatan yang Tuhan berikan.

Semoga kita bisa menjadi pribadi yang dapat bertanggungjawab atas kehidupan yang sudah Tuhan berikan. Dimana pun kita ditempatkan, disitu ada karya & pekerjaan Tuhan yang siap untuk diolah. Jangan terlalu pesimis akan hidup ini. Ketika kita merasa hidup ini begitu berat & tak mampu lagi melangkah, arahkan pandangan kita untuk melihat mereka yang berada di 'bawah' kita.

Jadi pilih mana : Surrender atau Give Up ?

Salam Natal

No comments: