Hari ini dapat bahan sate ODJ tentang "Balas Dendam". Topik yang cukup kena dengan pergumulanku akhir-akhir ini. Rasa-rasanya begitu sulit untuk berbuat baik dan sopan pada orang yang sudah memusuhi kita atau paling tidak orang yang sudah membuat kehidupan kita jadi tidak nikmat lagi. Pengen rasanya memberikan balasan yang setimpal. "Adil", kata yang sering keluar dari mulut kita terkait dengan balas dendam ini. Mengatasnamakan rasa keadilan, kita pun akhirnya terggoda untuk melakukan hal yang sama seperti yang dia sudah lakukan pada kita. "Impas sudah", pikir kita. Tapi apakah bener-bener impas dan berhenti sampai di sana ? Nampaknya tidak. Yang ada orang itu tidak terima lalu ia akan membalas kembali perbuatan kita dan kita juga. Demikian seterusnya.
Beda ceritanya dengan Om Yusuf. Kita yang pernah ikut sekolah minggu tentu tahu cerita masa kecil-remaja hingga masa mudanya Yusuf yang ditempa habis-habisan, difitnah sana sini, tidak dihargai bantuannya oleh juru minuman Raja yang pernah ia tolong, maksudh hati tidak ingin berbuat zinah eh malah dituduh berzinah ma istri majikan dan dipenjara bertahun-tahun. Kalo saya yang jadi Yusuf, sangat mungkin orang-orang yang menyebalkan & busuk seperti itu akan saya kasih yang namanya "keadilan" yah itung-itung impas lah dengan apa yang mereka pernah lakukan selama ini. Tapi untungnya bukan saya yang jadi Yusuf karena nanti cerita Alkitabnya bakal beda dan kita ga bisa melihat karya besarnya Allah 2000 tahun berikutnya.
Kesuksesan dan karir Yusuf yang gemilang tidak membuatnya lupa akan diri dan latar belakangnya. Pada umurnya yang menginjak 30 tahun, ia sudah menjadi penguasa negeri Mesir dan sekitarnya namun Ia tetap mengingat keluarganya. Bahkan ia tidak berpura-pura mengasihi saudara-saudaranya yang sudah menjual & menyiksa dia. Padahal bisa aja kan, sehabis papanya Yusuf meninggal, Yusuf langsung balas dendamnya ke saudara-saudaranya. Toh, papanya sudah tidak tahu lagi dan mereka memang bersalah banget ma Yusuf.
Yusuf melihat ke belakang, melihat sejarah hidupnya 20 tahun terakhir ini dimana ia ditempa habis-habisan oleh Tuhan. Karakternya bertumbuh, kesabaran dan kekuatannya terasah melalui ujian demi ujian yang sudah dilewatinya. Imannya semakin kuat melewati masalah demi masalah dalam hidupnya. Ini memang jalan hidup yang harus ia tempuh demi memelihara hidup bangsanya suatu hari kelak (Kej 50:20). Yusuf menyadari akan karya Allah yang begitu besar yang dikerjakanNya melalui dirinya jauh melampaui kesalahan-kesalahan saudaranya di masa lalu. Itu semua menutupi kesalahan-kesalahan yang saudaranya lakukan seperti yang ia katakan "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan (ayat 20)".
Mengampuni bukan perkara yang mudah untuk dilakukan. Apalagi kalau ini memang bukan kesalahan kita. Butuh kerendahan hati dan kebesaran hati agar dapat melakukannya. Jangan pernah puas hanya dengan tidak membalas dendam, tapi belajarlah untuk mengampuni. Tidak semua orang dapat mengampuni. Hanya orang-orang yang sudah merasakan indahnya pengampunan dari Tuhan yang dapat dan berani untuk mengampuni orang yang bersalah padanya.
Jadi, berani mengampuni ? Mari berjuang bersama.
No comments:
Post a Comment