Hari ini, Senin, hari dimana banyak orang menggerutu. Lepas dari dunia mimpi, hiburan, dan kesenangan. Selesai pula perayaan hari natal mulai 24, 25 dan 26 Desember. 3 hari full ke gereja & beribadah terus (uda mirip malaikat lama-lama hehe ..)
Bangun tidur juga rasanya maless banget.
Satu di dalam angkot. Satu lagi ketika menunggu bis.
Sudah 30 menit berlalu dari percakapan dengan pemuda tadi, bis belum juga datang. Tak sengaja terlihat dari arah seberang, melesat dengan kencang bis yang dinanti. 30 menit penantian, tapi bis yang dinanti pun tak bersua.
Puji Tuhan. Jarang seperti ini.
Perjalanan tak lama, jauh lebih cepat 20-30 menit dari biasanya. Seperti biasa, bis tak berhenti di depan kantor, kaki ini harus melanjutkan fungsinya. Di tengah rimbunnya pepohonan hijau, suara burung yang berkicau dan geraman mesin mobil, hati ini berdoa :
"Tuhan, izinkanlah hari ini menjadi hari yang boleh dilewati dengan penuh ucapan syukur. Hari ini mungkin tidak lebih mudah dari kemarin. Ada banyak godaan, masalah, dan tantangan yang mungkin terjadi. Tetapi, biarlah anugrahMu yang mencukupkan semuanya, untuk hari ini. Ajarkan hati ini bagaimana mengucap syukur. Menyerahkan hari ini dalam tanganMu. Apa yang terjadi, semuanya di dalam kuasa & rencanaMu. Amin"
Sisa hari diisi dengan kegiatan bicara dengan manusia, tidak melulu komputer, FB, email & YM. Jiwa ini jiwa sosial, bukan mesin. Bukan barang statis.
Entah mengapa bos yang biasa dingin, tiba-tiba mengajak bicara & bisa tertawa kecil. Pemandangan yang langka selama ini. Kami akhirnya terlibat percakapan kecil. Mungkin ini akibat doa tadi ...
Bersyukur untuk makan bekal yang dibuat dan diracik oleh tangan seorang ibu. Aroma bumbu kasih & ketulusan hati begitu terasa. Sayangnya, ini tak dijual di toko manapun.
Tidak, ini karena Tuhan. Jiwa ini hanya bisa berdoa & berusaha.
Pendosa ini belajar sekali lagi apa itu bersyukur. Belajar melihat untuk bisa hidup di dalam anugrah itu butuh anugrah. Untuk bisa bersyukur pun butuh anugrah Tuhan.
Doa hanyalah permulaan, kasih & anugrah Tuhan lah yang menuntun hingga pada akhirnya
In Christ alone will I glory
Though I could pride myself in battles won
For I’ve been blessed beyond measure
And by His strength alone I’ll overcome
Oh, I could stop and count successes like diamonds in my hands
But those trophies could not equal to the grace by which I standIn Christ alone
I place my trust
And find my glory in the power of the cross
In every victory
Let it be said of me
My source of strength
My source of hopeIs Christ alone
In Christ alone do I glory
For only by His grace I am redeemed
For only His tender mercy
Could reach beyond my weakness to my need
And now I seek no greater honor in just to know Him more
And to count my gains but losses to the glory of my LordIn Christ alone
I place my trust
And find my glory in the power of the cross
In every victory
Let it be said of me
My source of strength
My source of hope
1 comment:
seandainya setiap hari bisa begini :p
Post a Comment