Tuesday, August 18, 2009

BREAK the "unbreak" Disappointment

Akhir-akhir ini banyak teman yang mengirimkan saya artikel-artikel bagus yang saya pikir akan sangat disayangkan bila saya tidak bagikan juga ke teman-teman.. Artikel ini menceritakan tentang 'kehidupan' di masa lalu, kekecewaan, dosa-dosa yang terjadi di masa lalu yang nampaknya begitu mengental di dalam darah kehidupan kita. Untuk teman-teman yang juga mempunyai pergumulan yang sama, semoga artikel ini bisa menjadi salah satu jawaban di dalamnya. Selamat membaca.

Roda-roda waktu terus berputar merajut rangkaian peristiwa yang akan menjadi
sejarah. Perbuatan masa lalu melahirkan buah-buah di masa depan. Entah perbuatan
baik atau perbuatan jahat, pasti selalu memberikan dampak dalam kehidupan manusia.
Betapapun kerasnya kita berusaha, bayang-bayang masa lalu membekas dalam memori
yang sulit dihapuskan. Sayangnya, kita lebih mudah mengingat dan sulit lupa
akan peristiwa atau perbuatan yang buruk di masa lalu.

Mengapa aku melakukan hal itu? Mengapa Tuhan ijinkan aku alami peristiwa
itu? Jutaan penyesalan timbul tenggelam seiring dengan berlalunya pagi menyambut
malam yang sepi. Andaikan aku bisa kembali ke masa lalu, bisik jiwa-jiwa yang
memelas dan meratap. Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakukan
mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka (Mazmur
107:17).

Tahun-tahun berlalu dan potret kelabu sejarah masa lalu masih membekas. Mungkinkah
Tuhan menerimaku? Aku telah berdosa kepada-Nya. Aku tidak akan pernah memaafkan
diriku sendiri, kata-kata ini melayang-layang membuat resah relung hati yang
semakin putus asa.

Mulai dari pegawai kantor, ibu rumah tangga, mahasiswa, buruh bangunan, tidak
luput dari pertanyaan penting dalam hidup tentang adakah kesempatan untuk memulai
lagi dari awal, sebuah kehidupan yang penuh arti dan merdeka dari rasa bersalah.

Perjalanan hidup akan terasa indah bila kemerdekaan dari rasa bersalah menjadi
bagian kita. Orang yang berbahagia adalah orang yang merdeka, bebas dari belenggu
penyesalan dan dosa. Pada dasarnya, kemerdekaan menjadi kerinduan banyak orang.
Di manakah kemerdekaan itu? Kemerdekaan sejati datang dari Allah sendiri. Dunia
tidak pernah bisa memerdekakan seseorang. Tugas dunia adalah menjerat dan membinasakan
jiwa manusia. Tidak pernah ada solusi praktis untuk memperoleh kemerdekaan hari
demi hari. Perlu perjuangan tiada henti dalam ketekunan untuk suatu kemerdekaan.
Dalam Kristus ada kemerdekaan dan hanya kepada Dialah kita datang meminta pengampunan.
Dia sanggup mengubah yang kelabu dalam kehidupan kita menjadi kebaikan bagi
kita.

Dengarkan baik-baik suara Allah yang berbicara lewat hati nurani. Ketahuilah
apa yang Ia inginkan agar kita lakukan. Perubahan hidup hanya bisa dimulai
saat kita memberikan hidup kita kepada Tuhan Sang Pencipta. Langkah terpenting
yang akan membebaskan kita dari rasa bersalah dan memeluk kemerdekaan adalah
dengan bertindak tegas dalam melakukan kebenaran. Tidak peduli apa kata dunia,
menaati Allah akan mengobati kita dari kekecewaan masa lalu dan memberikan
kita harapan untuk menggapai masa depan.

Allah melalui perantaraan Yesus Kristus sudah menyucikan kita dari segala
dosa. Biarlah masa lalu menjadi pelajaran berharga untuk semakin menghargai
Tuhan penebus kita. Ia telah memberikan hidup-Nya dan ini waktunya bagi kita
untuk memberikan hidup kita kepada-Nya. Sama seperti Kristus pernah berkata
kepada seorang perempuan yang kedapatan berzinah, hingga kini Kristus masih
berkata kepada setiap hati yang bersalah, "Pergilah dan jangan
berbuat dosa lagi mulai dari sekarang" (Yoh 8:11). Siapa yang
mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada perintah-perintah Allah dan memperhatikan
segala kemurahan Tuhan.

No comments: