Thursday, August 12, 2010

Menjadi Satu

Kemaren itu hari yang luar biasa. Luar biasa menguras gue secara emosional. Malem2, gue ngga tahan en nangis habis-habisan di hadapan Tuhan. Ah, udeh lama banget rasanya gue ngga dihajar seperti ini ama Tuhan. :p Dulu pas masih di China, pengalaman segini mah makanan tiap semester. :p Dihajar, dipepet, harapan putus impian kandas itu sudah beberapa kali hahaha. Gue bener-bener ngalamin apa yang tertulis di Hosea 2 : 1-16.

Semua hal yang gue andalkan diambil dari gue sampe akhirnya gue ngerti bahwa Tuhanlah suami gue. Itu pengalaman yang menyakitkan ketika dijalani tapi sungguh buahnya manis sekali. :)) Gue ngga akan lupa betapa Tuhan begitu peduli dan memanjakan gue selama proses itu berlangsung. Sampe akhirnya, gue merasakan Kidung Agung 8 : 5,

"Who is this coming up from the wilderness, Leaning upon her beloved?"

Gue keluar dari padang gurun sambil bersandar kepada Dia. :)) Yang pengalaman di padang gurun yang merenggut semua akhirnya menyisakan hanya apa yang kekal dan paling berharga, Yesus.

Kali ini, pertama kalinya setelah kita menikah, Tuhan membawa Tepen en gue masuk ke dalam padang gurun. Dan haiizzz ... setelah menikah prosesnya lebih berat. :p Sewaktu masih single, ketika gue merasakan masa ujian itu datang, gue cukup datang kepada Bapa, duduk di bawah kaki-Nya, baca Firman, doa, nangis, and talk to Him almost every second (well, now you see why God allowed that happened!!! :p Ujian-ujian itu membuat gue nempeeelll sama Tuhan!). And it's only between me and Him. We talk and talk and talk. And once I understood His heart, ketika gue ngerti maksud-Nya, setelah gue belajar semua yang harus gue pelajari,zzziiuuuppp ... masalah itu Tuhan angkat. :D and we danced and celebrated together!

Tapi sekarang, kita harus menghadapinya bertiga. And erhm ... it's more complicated than before!!

Di satu sisi gue excited, I know His heart. Rencana Tuhan pasti baik dan luar biasa. Dan ketika Dia membawa kami berdua ke sisi yang lebih sulit maka itu artinya Dia ingin menambah berkat dalam hubungan pernikahan kami. Tapi di sisi laen, aduh Tuhan, ujiannya harus yang begini kah?

En ada 1 hal yang baru gue pelajari saat ini, kesatuan antar suami istri itu sangat penting. Ketika badai menerpa di luar, tapi kita berdua kompak, everything is okay. Tapi ketika kita berdua tidak sehati, waduh ... rasanya amit-amit. Mungkin ini yang menyebabkan banyak suami istri makin lama kehidupan pernikahannya makin renggang ... karena ngga ada kesehatian. Dan kalo mo jujur, kesehatian itu berarti kerja keras dari kedua belah pihak. Kesehatian juga artinya kita berdiri di atas dasar yang sama, Firman Tuhan. Sama-sama meletakkan semua impian di bawah kaki Tuhan.

Tuhan, aku bersyukur untuk ujian ini. *wink wink ...* Kau pengen kami lulus kan Tuhan?!! :p

"Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." Ibrani 12 : 5-6, 11.

Sumber : http://www.facebook.com/notes/tuhan-masih-menulis-cerita-cinta/menjadi-satu/425421022961

No comments: