Saturday, August 14, 2010

One Team

Ini artikel cocok banget buat mereka yang sedang masuk masa pra-nikah. Sengaja dicopas ke blog ini supaya bisa jadi berkat untuk yang membacanya. Selamat membaca.

One Team, One Dream, One Journey

Judul ini gue dapet dari sebuah notes temen gue. En kalimat itu terngiang-ngiang di kepala gue en ternyata itu cocok banget ama pergumulan Tepen en gue seminggu terakhir. Seminggu ini kita bener-bener lagi ada dalam pergumulan yang berat en itu bertambah berat karena kita ngga sepakat.

Gue jadi ngerasa, oh ini toh yang namanya satu daging, one flesh. Ketika kita sepakat, itu rasanya permasalahan apa aja pasti bisa dijalani bersama, tapi ketika kta ngga sepakat, itu sama kayak org sakit. Ada yang ngga seimbang. Ada yang ngga beres di dalam tubuh kita. Kalo kita sepakat, sehati sepikir, itu bener yang Tuhan bilang berkat Tuhan itu akan tercurah dan melimpah. Coz kalo kita sepakat, ada kesehatian, itu artinya ada kekuatan, ada sukacita, ada penghiburan, ada belas kasihan, ada damai sejahtera. Pokoknya rasanya happy deh. Mau badai menerpa tetap bisa happy, kenapa? Karena kita hadapi bersama-sama. Kekuatan tuh jadi double. Semua yang Alkitab bilang itu benar. Gue juga jadi sangat ngalamin ayat ini

“Berdua lebih baik dari pada seorang diri … Karena kalau mereka jatuh yang seorang mengangkat temannya … Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan” Pengkhotbah 4 : 9-12.

Itu semua bener banget. Pernikahan itu ngga hanya membawa sukacita, tapi membawa kekuatan. Urapan. Pengharapan. Pernikahan yang sepakat di dalam Tuhan itu kekuatannya luar biasa.
Tapi kalo ngga sepakat, padahal sebenernya kita sudah jadi satu, itu kayak ada musuh dalam selimut. Ngga uenaaakk pooolll!! Karena kita udeh menikah, en kita menyakiti pasangan kita, itu sama kayak kita menyakiti tubuh kita sendiri. Kita kehilangan suka cita, kehilangan damai sejahtera, mau ngapa2in males. Bener banget yang Tuhan Yesus bilang, "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.”

Nah ketika gue bergumul dengan Tepen karena kami sepertinya punya dua impian yang bertolak belakang ada banyak pikiran yang muncul di otak gue. Salah satunya yang begini, “Kamu kan juga punya impian. Masak kamu ngalah terus?” Di saat-saat seperti itu, Tuhan mengingatkan gue kembali tentang panggilan gue. Tentang janji nikah gue. Dan Tuhan membukakan satu hal yang baru buat gue. Selama ini, gue berpikir Tepen itu yah suami gue, soulmate gue, bestfriend gue. That’s it. Nah ketika gue baca notesnya temen gue itu, gue ngerasa jedeeeerr pas baca kalimat, One Team, One Dream, One Journey. Seolah-olah Roh Kudus tuh bicara dalam hati gue, “Nik, kamu sama Tepen itu yah one team. Kalian itu one family, one team, one Father, one destination (Heaven), karena itu kalian juga punya one dream …” Gue ngga pernah sebelumnya berpikir Tepen itu my teammate.

Kita emank serumah, sekamar,seranjang, tapi ngga pernah ada kepikir kita juga satu team di dalam Tuhan. Lah kalo kita satu team, kita satu tujuan, maka kita juga punya satu impian. So semestinya gue ngga berpikir, ini impian tepen, ini impian gue! Kalo Impian Tepen tercapai, impian gue ngga tercapai. I can’t think like that anymore … because now we’re one team in Christ. Impian Tepen yah impian gue. Gue ngga bilang itu artinya ce ngga boleh punya impian sama sekali en cuman nemplok sama impian suaminya! Bukan begitu. Tapi ketika ada impian yang tidak tercapai, atau impian kita berbeda satu sama laen, kita jangan langsung judge, wah berarti cuman impian loe yg tercapai en impian gue kagak. Trus jadi bĂȘte. Tapi kita mesti liat the bigger picture! Bahwa setelah kita menikah, impian kita bukan lagi impian individu, tapi menjadi impian keluarga kita. En ketika impian salah satu dari kita tercapai, we should rejoice!!

Setelah gue share tentang hal ini ama Tepen, trus kami berdua jadi berpikir utk membuat Mission Statement Halim’s Family. :p Sampe saat ini dua ini yang ada di dalam pikiran kami, 1. We’re a bible-believing family and our goal is to become a Godly family that will glorify God’s name. “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN”, Yosua 24 : 15 2. As a Christian, our main mission is The Great Commission (Amanat Agung) “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28 : 19-20.

Kami berdua sepakat, kalo nanti udeh punya anak, yang bakal jadi harapan kami berdua bukan mereka jadi anak baik, nurut, mudah diatur, bahagia selalu, sehat senantiasa dan makmur aman damai sentosa!! Kami rindu mendidik mereka bukan supaya mereka jadi sukses, kaya dan punya landed-house, tapi supaya mereka bisa jadi saksi Kristus yang siap memenuhi Amanat Agung. That’s our dream …

*** Be, kagak sia-sia emank bergumul bersama Engkau. :p At the end, selalu dapet lebih banyak berkat daripada sebelumnya. Hahaha. Jalan masih panjang dan belon keliatan ujungnya, tapi selama ada Kau di tengah kami, pasti selalu ada jalan :)


sumber : http://www.facebook.com/notes/tuhan-masih-menulis-cerita-cinta/one-team/427047382961

No comments: