Saturday, December 25, 2010

Hadiah Bagi Sang Raja (2)

Sambungan dari part 1

Mari kita lihat rahasia Orang Majus dalam menjalankan misi ini. Pertama, Setelah Orang Majus mendapat berita keselamatan, mereka pun pergi meninggalkan tempat asal mereka dengan membawa barang bawaan beserta budak-budaknya. Selama diperjalanan, mereka tetap setia mempertahankan barang bawaan mereka (emas, kemenyan dan mur) dengan taruhan dapat dirampok atau dibunuh. Kedua, sebenarnya Orang Majus dapat menyuruh budak-budaknya untuk pergi mengantarkan semua itu tanpa harus turun tangan dan tidak perlu repot antar sendiri seperti orang kaya menyuruh kurir untuk antar barang. Ketiga. Biasanya seseorang yang memberikan persembahan kepada bayi yang baru lahir, akan sungkan kepada bayinya atau orang tuanya? Pastilah sungkan ke orang tua bayi. Selanjutnya, orang memberikan besar persembahan pastilah cenderung melihat siapa orang tua bayi. Jika bayinya adalah anak orang susah maka diberikan persembahan yang biasa saja. Jika orang tua si bayinya adalah seorang bos besar maka diusahakan mencari yang agak mahal.

Namun bagaimana dengan orang Majus ini. Sudahkah mereka mengenal Maria dan Yusuf sebelumnya? Kalau belum kenal, mengapa mereka nekad melakukan itu semua? Orang majus waktu membawa hadiah bukan sungkan kepada Maria dan Yusuf, bahkan sebelumnya mereka tidak tahu siapa Maria dan Yusuf. Mereka lihat bukan orang tua si bayi, tetapi bayi itu sendiri. Mereka tahu anak ini anak siapa. Anak ini adalah Anak Raja. Maka mereka membawa persembahan yang sesuai dengan siapa yang akan menerima. Karena Raja yang akan menerima, maka mereka memberi persembahan untuk sang Raja. Koq Raja bisa Anak. Koq Anak bisa Raja? Kalau raja menurunkan anak, anak itu pastilah akan menjadi anak raja yang akan meneruskan pemerintahan. Keturunan raja pastilah lahir di istana, kalau anak lahir di palungan pastilah bukan anak raja.

Inilah iman yang luar biasa yang dimiliki oleh Orang Majus itu. Ia punya iman yang menerobos sampai dalam sekali. Jika Yesus bukan Tuhan, tidak mungkin Orang Majus melakukan hal bodoh tersebut. Banyak orang tidak mau percaya Tuhan Yesus. Namun kita yang sudah mengetahui dari sudut kelahirannya ini, dapatlah menyimpulkan bahwa tidak mungkin Yesus bukan Tuhan. Bayangkan saja, siapa yang mau mengantarkan persembahan besar untuk anak kecil yang masa depannya tidak diketahui? Orang Majus mengetahui masa depan Anak ini dan mereka tahu siapakah Anak ini. Kalau tidak, tidak mungkin mereka meninggalkan kampung halaman dan berjalan tanpa arah hanya dengan mengikuti bintang yang bisa membawa mereka. Mereka meninggalkan anak mereka dan segala yang ada di Timur itu.

Jikalau Yesus bukan Tuhan, Herodes akan nyaman dan tidak tergoncang imannya. Seorang Presiden tidak akan pernah takut bahwa kepresidenan dia akan direbut oleh seorang bayi. Tidak ada Presiden yang perintahkan kepada menteri, “Cari seorang anak dibawah dua tahun di rumah sakit A dan bunuh dia, karena kelak dia akan jadi presiden”. Kalau ada, maka presidennya kurang waras. Mengapa? Raja itu saingannya adalah raja karena raja takut diserbu oleh raja lain. Semua raja takut dikudeta raja saingannya, ditaklukkan dan akhirnya menjadi budak. Semua raja, tidak pernah takut dengan anak kecil karena militernya sangat kuat, untuk apa takut kepada anak kecil? Namun, Alkitab mencatat bahwa Herodes dengan kekuatan yang sangat besar, dia takut kepada Anak Kecil dan memerintahkan bunuh semua anak kecil dibawah umur 2 tahun. Jikalau Yesus bukan Tuhan, ini tidak mungkin terjadi.

Setelah bertemu Herodes, orang Majus dihadapkan dengan dua utusan. Awalnya diutus oleh Tuhan untuk bertemu anak yang bernama Yesus, lalu diutus oleh Herodes untuk memberitahu dimana keberadaan anak itu setelah mereka menemukannya. Menjadi utusan herodes pastilah akan mendapat pahala dan upah karena menjalankan amanat raja. Mereka harus memilih untuk taat kepada siapa. Mereka diutus oleh Tuhan, lalu diutus oleh Herodes kemudian bertemu dengan Tuhan Yesus. Setelah bertemu Yesus, Alkitab mencatat bahwa mereka pulang melalui jalan lain dan tidak kembali ke herodes. Ini beresiko tinggi untuk dibunuh karena dianggap sebagai pengkhianat.

Orang Majus setelah bertemu Tuhan Yesus jika kembali ke kampung halaman, di tengah jalan pasti akan dibunuh oleh anak buah Herodes. Sama seperti kita, jika percaya dan kenal Yesus, apakah semua akan lancar dan aman, hidup sukses dan rekening bertambah terus? Lihatlah orang Majus sekarang, kemanakah mereka dapat lari? Orang Majus tidak dapat menyamar karena menyamar apapun tetap terlihat ke-Yahudiannya. Seperti orang China yang menyamar di tanah Arab , seperti orang Negro yang bersembunyi di tengah kulit putih. Orang kafir dengan orang Yahudi wajahnya, cara jalannya dan bajunya berbeda. Kalaupun mereka didandani dan berjalan seperti orang Yahudi, bagaimana dengan nasib budak-budaknya. Mungkinkah semua didandani juga? Mungkinkah budak-budaknya tidak akan berkhianat dan melaporkan? Namun Tuhan terus menjaga langkah hidup mereka dan akhirnya mereka diberkati oleh Tuhan. Jadi jangan takut mengikut Tuhan meskipun ada ancaman. Kalau belum saatnya mati, tidak mungkin mati. Amin?

Sewaktu Orang Majus membawa persembahan emas, kemenyan dan mur semua itu ada artinya. Emas pertama kali ditulis dalam PL di Kitab Penciptaan / Kitab kejadian pasal 2. Awalnya, emas diciptakan oleh Tuhan berada di Taman Eden. Manusia jaman dahulu belum mengerti nilai emas, setelah jatuh dalam dosa, perlahan mulai mengerti nilai suatu barang. Setelah mengerti nilai, mereka mengelompokkan mana barang yang bernilai dan mana yang kurang atau tidak bernilai. Barang yang mudah rusak, kurang bernilai. Barang yang awet, murni, susah diproses harganya menjadi mahal. Penemuan emas menjadi satu hal yang spektakuler pada masa itu, karena tidak berkarat, berkilau-kilau, mewah dan berat. Akhirnya emas menjadi satu benda yang bernilai sangat mahal.

Di PL, emas dipakai sebagai upeti untuk disembahkan kepada Raja dari bangsa-bangsa lain. Selain itu emas juga diberikan kepada ilah yang disembah. Pada masa itu, dibentuk semacam dewa-dewa yang dilapisi dengan emas karena manusia sadar bahwa emas merupakan pemberian dewa-dewa itu. Waktu jaman Musa saat pembangunan kemah pertemuan / kemah suci, ALLAH meminta untuk dilapisi dengan emas. Jadi jelaslah bahwa emas tidak diberikan kepada orang miskin. Namun, sewaktu Orang Majus mendapati Yesus dan orang tuanya yang sangat miskin, mengapa mereka tetap memberikan emas tersebut? Bukankah mereka dapat berpikir ulang dan menukarkan hadiah selain dengan emas?

Yesus yang diketemui Orang Majus sebenarnya sudah berumur satu tahun lebih dan di dalam rumah sangat kecil, bukan masih di dalam palungan (banyak drama Natal yang salah tafsir). Orang Majus tetap berikan emas, ini namanya iman. Mereka sadar bayi itu adalah Raja dan Raja pantas menerima emas. Emas dianggap sebagai pemberian yang sangat terhormat kepada seseorang yang lebih tinggi derajatnya Waktu Yesus diberikan emas, berarti Orang Majus tahu bahwa Yesus adalah Raja.

Kemenyan dalam PL bukan dipakai untuk dukun. Kemenyan disiapkan menjadi satu korban yang ikut dibakar di dalamnya. Jikalau binatang yang dikorbankan, lemak harus dibakar agar timbul bau wangi-wangian. Namun jika korban sajiannya dari tepung maka kemenyan harus diberikan agar timbul bau wangi-wangian. Semua tugas itu adalah tugas imam sebagai pengantara manusia dengan Allah. Jadi kemenyan yang dipersembahkan menggambarkan Kristus sebagai imam yang menjadi pengantara antara manusia berdosa lalu membawa persembahan itu kepada Tuhan untuk minta ampun.

Bersambung ...

No comments: